BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tanaman Pisang
Pisang adalah nama umum yang diberikan pada tumbuhan terna raksasa berdaun besar memanjang dari suku Musaceae. Beberapa jenisnya (Musaacuminata, M. balbisiana, dan M xparadisiaca) menghasilkan buah konsumsi yang dinamakan sama. Buah ini tersusun dalam tandan dengan kelompok-kelompok
tersusun menjari, yang disebut sisir. Hampir semua buah pisang memiliki kulit berwarna kuning ketika matang, meskipun ada beberapa yang berwarna jingga,
merah, hijau, ungu, atau bahkan hampir hitam. Buah pisang sebagai bahan pangan
merupakan sumber energi (karbohidrat) dan mineral, terutama kalium.
Pisang
merupakan tanaman herbal yang berasal dari kawasan Asia
Tenggara (termasuk Indonesia). Tanaman ini kemudian menyebar luas ke kawasan Afrika
(Madagaskar), Amerika Selatan dan Amerika Tengah. Penyebaran tanaman ini
selanjutnya hampir merata ke seluruh dunia, yakni meiputi daerah tropic dan
subtropik, dimulai dari Asia Tenggara ke timur melalui Lautan Teduh sampai ke
Hawai. Selain itu, tanaman pisang menyebar ke barat melalui Samudra
Atlantik, Kepulauan Kanaril, sampai benua Amerika.
Pisang merupakan tanaman yang sangat digemari oleh masyarakat
Indonesia terbukti dari seringnya pohon pisang digunakan sebagai perlambang
dalam berbagai upacara adat.Oleh karena itu pisang dapat kita temui di berbagai
daerah di Indonesia.
Di Indonesia pisang dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan
manfaatnya yaitu : pisang serat (Musa textilis), pisang hias, dan pisang
buah (Musa paradisiaca). Di balik keanekaragaman tersebut banyak manfaat
yang dapat diberikan kepada manusia.Mulai dari daun sampai bonggolnya. Adapun
manfaat yang dapat diperoleh dari tanaman pisang antara lain :
- Daunnya dimanfaatkan sebagai pembungkus makanan yang ramah
lingkungan.
- Batangnya digunakan untuk pakan ternak pemamah biak.Kulitnya
sebagai pakan ternak untuk menambah pakan rumput ladang yang semakin sedikit
jumlahnya.
- Buahnya dimanfaatkan sebagai buah yang kaya akan serat yang
bagus untuk membantu pencernaan.
2.2 SYARAT TUMBUH
1. Iklim
Iklim tropis basah, lembab dan panas mendukung pertumbuhan
pisang, namun demikian pisang masih dapat tumbuh di daerah subtropis.Pada
kondisi tanpa air, pisang masih tetap tumbuh karena air disuplai dari batangnya
yang berair tetapiproduksinya tidak dapat diharapkan. Angin dengan kecepatan
tinggi seperti angin kumbang dapat merusak daun dan mempengaruhi pertumbuhan
tanaman. Curah hujan optimal adalah 1.520–3.800 mm/tahun dengan 2 bulan
kering.Variasi curah hujan harus diimbangi dengan ketinggian air tanah agar
tanah tidak tergenang.
2. Media Tanam
1.
Pisang dapat tumbuh di tanah yang kaya humus, mengandung kapur
atau tanah berat. Tanaman ini rakus makanan sehingga sebaiknya pisang ditanam
di tanahberhumus dengan pemupukan.
2.
Air harus selalu tersedia tetapi tidak boleh menggenang karena
pertanaman pisang harus diari dengan intensif. Ketinggian air tanah di daerah
basah adalah 50- 200 cm, di daerah setengah basah 100 - 200 cm dan di daerah
kering 50 - 150cm. Tanah yang telah mengalami erosi tidak akan menghasilkan
panen pisangyang baik. Tanah harus mudah meresapkan air. Pisang tidak hidup
pada tanah yang mengandung garam 0,07%.
3. Ketinggian Tempat
Tanaman ini toleran akan ketinggian dan kekeringan. Di Indonesia
umumnya dapat tumbuh di dataran rendah sampai pegunungan setinggi 2.000 m dpl.
Pisang ambon, nangka dan tanduk tumbuh baik sampai ketinggian 1.000 m dpl
.
2.3 Pedoman Budidaya
Pembibitan
Pisang diperbanyak dengan cara vegetatif berupa tunas-tunas
(anakan).
1.
Persyaratan Bibit
Tinggi anakan yang
dijadikan bibit adalah 1-1,5 m dengan lebar potongan umbi15-20 cm. Anakan diambil dari
pohon yang berbuah baik dan sehat. Tinggi bibitakan berpengaruh terhadap
produksi pisang (jumlah sisir dalam tiap tandan). Bibit anakan ada dua jenis:
anakan muda dan dewasa. Anakan dewasa lebih baik digunakan karena sudah
mempunyai bakal bunga dan persediaan makanan di dalam bonggol sudah
banyak.Penggunaan bibit yang berbentuk tombak (daun masih berbentuk seperti
pedang, helai daun sempit) lebih diutamakan daripada bibit dengan daun yang
lebar.
2.
Penyiapan Bibit
Bibit dapat dibeli dari
daerah/tempat lain atau disediakan di kebun sendiri. Tanaman untuk bibit
ditanam dengan jarak tanam agak rapat sekitar 2 x 2 m. Satu pohon induk
dibiarkan memiliki tunas antara 7-9. Untuk menghindari terlalu banyaknya jumlah
tunas anakan, dilakukan pemotongan/penjarangan tunas.
3.
Sanitasi Bibit Sebelum Ditanam
Untuk menghindari
penyebaran hama/penyakit, sebelum ditanam bibit diberiperlakuan sebagai berikut:
- Setelah dipotong, bersihkan tanah yang menempel di akar.
- Simpan bibit di tempat teduh 1-2 hari sebelum tanam agar luka
pada umbi mengering. Buang daun-daun yang lebar.
- Rendam umbi bibit sebatas leher batang di dalam insektisida
0,5–1% selama 10 menit. Lalu bibit dikeringkan.
- Jika tidak ada insektisida, rendam umbi bibit di air mengalir
selama 48 jam.
- Jika di areal tanam sudah ada hama nematoda, rendam umbi bibit
di dalam air panas beberapa menit.
Pengolahan
Media Tanam
1.
Pembukaan Lahan
Pemilihan lahan harus
mempertimbangkan aspek iklim, prasarana ekonomi dan letak pasar/industri
pengolahan pisang, juga harus diperhatikan segi keamanan sosial.Untuk membuka
lahan perkebunan pisang, dilakukan pembasmian gulma, rumput atau semak-semak,
penggemburan tanah yang masih padat; pembuatan sengkedan dan pembuatan saluran
pengeluaran air.
2.
Pembentukan Sengkedan
Bagian tanah yang miring
perlu disengked (dibuat teras).Lebar sengkedan tergantung dari derajat
kemiringan lahan.Lambung sengkedan ditahan dengan rerumputan atau batu-batuan
jika tersedia.Dianjurkan untuk menanam tanaman legum seperti lamtoro di batas
sengkedan yang berfungsi sebagai penahan erosi, pemasuk unsur hara N dan juga
penahan angin.
3.
Pembuatan Saluran Pembuangan Air
Saluran ini harus dibuat
pada lahan dengan kemiringan kecil dan tanah-tanah datar.Di atas landasan dan
sisi saluran ditanam rumput untuk menghindari erosi dari landasan saluran itu
sendiri.
Teknik
Penanaman
1.
Penentuan Pola Tanaman
Jarak tanam tanaman
pisang cukup lebar sehingga pada tiga bulan pertama memungkinkan dipakai pola
tanam tumpang sari/tanaman lorong di antara tanaman pisang.Tanaman tumpang
sari/lorong dapat berupa sayur-sayuran atau tanaman pangan semusim.Di
kebanyakan perkebunan pisang di wilayah Asia yang curah hujannya tinggi, pisang
ditanam bersama-sama dengan tanaman perkebunan kopi, kakao, kelapa dan arecanuts. Di India Barat,
pisang untuk ekspor ditanam secara permanendengan kelapa.
2.
Pembuatan Lubang Tanam
Ukuran lubang adalah 50
x 50 x 50 cm pada tanah berat dan 30 x 30 x 30 cm atau 40 x40 x 40 cm untuk
tanah-tanah gembur. Jarak tanam 3 x 3 m untuk tanah sedang dan 3,3 x 3,3 m
untuk tanah berat.
3.
Cara Penanaman
Penanaman dilakukan
menjelang musim hujan (September-Oktober).Sebelumtanam lubang diberi pupuk
organik seperti pupuk kandang/kompos sebanyak 15–20 kg.Pemupukan organik sangat
berpengaruh terhadap kualitas rasa buah.
Pemeliharaan
Tanaman
1.
Penjarangan
Untuk mendapatkan hasil
yang baik, satu rumpun harus terdiri atas 3-4 batang.Pemotongan anak dilakukan
sedemikian rupa sehingga dalam satu rumpun terdapat anakan yang masing-masing
berbeda umur (fase pertumbuhan).Setelah 5 tahun rumpun dibongkar untuk diganti
dengan tanaman yang baru.
2.
Penyiangan
Rumput/gulma di sekitar
pohon induk harus disiangi agar pertumbuhan anak dan juga induk baik.
Penyiangan dilakukan bersamaan dengan penggemburan dan penimbunan dapuran oleh
tanah agar perakaran dan tunas bertambah banyak. Perlu diperhatikan bahwa
perakaran pisang hanya rata-rata 15 cm di bawah Permukaan tanah, sehingga
penyiangan jangan dilakukan terlalu dalam.
3.
Perempalan
Daun-daun yang mulai
mengering dipangkas agar kebersihan tanaman dan sanitasi lingkungan
terjaga.Pembuangan daun-daun ini dilakukan setiap waktu.
4.
Pemupukan
Pisang sangat memerlukan
kalium dalam jumlah besar. Untuk satu hektar, pisang memerlukan 207 kg urea,
138 kg super fosfat, 608 kg KCl dan 200 kg batu kapur sebagai sumber kalsium.
Pupuk N diberikan dua kali dalam satu tahun yang diletakkan di dalam larikan
yang mengitari rumpun tanaman.Setelah itu larikan ditutup kembali dengan
tanah.Pemupukan fosfat dan kalium dilaksanakan 6 bulan setelah tanam (dua kali
dalam setahun).
5.
Pengairan dan Penyiraman
Pisang akan tumbuh subur
dan berproduksi dengan baik selama pengairannya terjaga. Tanaman diairi dengan
cara disiram atau mengisi parit-parit/saluran air yang berada di antara barisan
tanaman pisang.
6.
Pemberian Mulsa
Tanah di sekitar rumpun
pisang diberi mulsa berupa daun kering ataupun basah.Mulsa berguna untuk
mengurangi penguapan air tanah dan menekan gulma, tetapi pemulsaan yang terus
menerus menyebabkan perakaran menjadi dangkal sehingga pada waktu kemarau
tanaman merana.Karena itu mulsa tidak boleh dipasang terus menerus.
7.
Pemeliharaan Buah
Jantung pisang yang
telah berjarak 25 cm dari sisir buah terakhir harus dipotong agar pertumbuhan
buah tidak terhambat.Setelah sisir pisang mengembang sempurna, tandan pisang
dibungkus dengan kantung plastik bening. Kantung plastik polietilen dengan
ketebalan 0,5 mm diberi lubang dengan diameter 1,25 cm. Jarak tiap lubang 7,5 cm.
Ukuran kantung plastik adalah sedemikian rupa sehingga menutupi 15-45 cm di
atas pangkal sisir teratas dan 25 cm di bawah ujung buah dari sisir terbawah.
Untuk menjaga agar tanaman tidak rebah akibat beratnya tandan, batang tanaman
disangga dengan bambu yang dibenamkan sedalam 30 cm ke dalam tanah.
Jenis
pisang dibagi menjadi empat:
1.
Pisang yang dimakan buahnya tanpa dimasak yaitu M. paradisiaca
var Sapientum, M. nana atau disebut juga M. cavendishii, M.
sinensis. Misalnya pisang ambon, susu, raja, cavendish, barangan dan mas.
2.
Pisang yang dimakan setelah buahnya dimasak yaitu M. paradisiaca
forma typicaatau disebut juga M. paradisiaca normalis. Misalnya pisang nangka,
tanduk dan kepok.
3.
Pisang berbiji yaitu M. brachycarpa yang di Indonesia
dimanfaatkan daunnya. Misalnya pisang batu dan klutuk.
4.
Pisang yang diambil seratnya misalnya pisang manila (abaca).
2.4 Manfaat Tanaman
Pisang
Pisang adalah buah yang sangat bergizi yang merupakan sumber
vitamin, mineral dan juga karbohidrat.Pisang dijadikan buah meja, sale pisang,
pure pisang dan tepung pisang. Kulit pisang dapat dimanfaatkan untuk membuat
cuka melalui proses fermentasi alkohol dan asam cuka. Daun pisang dipakai
sebagi pembungkus berbagai macam makanan trandisional Indonesia.
Batang pisang abaca diolah menjadi serat untuk pakaian, kertas
dsb.Batang pisang yang telah dipotong kecil dan daun pisang dapat dijadikan
makanan ternak ruminansia (domba, kambing) pada saat musim kemarau dimana
rumput tidak/kurang tersedia. Secara tradisional, air umbi batang pisang kepok
dimanfaatkan sebagai obat disentri dan pendarahan usus besar sedangkan air
batang pisang digunakan sebagai obat sakit kencing dan penawar racun.
Lanjutan Klik disini
Selengkapnya