”Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara
kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.”(QS,
al-Hujurat [49]: 13)
Dua orang laki-laki bersaudara . Mereka sudah yatim piatu sejak remaja. Keduanya bekerja pada sebuah pabrik kecap .Mereka hidup rukun , dan sama-sama tekun belajar agama. Mereka berusaha
mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari semaksimal mungkin.Untuk datang ke tempat pengajian, mereka acap kali harus berjalan kaki
untuk sampai ke rumah Sang Ustadz. Jaraknya sekitar 10 km dari rumah
peninggalan orangtua mereka.
Suatu ketika sang kakak
berdo’a memohon rejeki untuk membeli sebuah mobil supaya dapat
dipergunakan untuk sarana angkutan dia dan adiknya, bila pergi mengaji.
Allah mengabulkannya, jabatannya naik, dia menjadi kepercayaan sang
direktur. Dan tak lama kemudian sebuah mobil dapat dia miliki. Dia
mendapatkan bonus karena omzet perusahaannya naik.Lalu sang kakak berdo’a memohon seorang istri yang sempurna, Allah
mengabulkannya, tak lama kemudian sang kakak bersanding dengan seorang
gadis yang cantik serta baik akhlaknya.Kemudian
berturut-turut sang Kakak berdo’a memohon kepada Allah akan sebuah rumah
yang nyaman, pekerjaan yang layak, dan lain-lain. Dengan itikad supaya
bisa lebih ringan dalam mendekatkan diri kepada Allah. Dan Allah selalu
mengabulkan semua do’anya itu.
Sementara itu, sang
Adik tidak ada perubahan sama sekali, hidupnya tetap sederhana, tinggal
di rumah peninggalan orang tuanya yang dulu dia tempati bersama dengan
Kakaknya. Namun karena kakaknya sangat sibuk dengan pekerjaannya
sehingga tidak dapat mengikuti pengajian, maka sang adik sering kali
harus berjalan kaki untuk mengaji kerumah guru mereka.
Suatu saat sang Kakak merenungkan dan membandingkan perjalanan hidupnya
dengan perjalanan hidup adiknya. Dia dia teringat bahwa adiknya selalu
membaca selembar kertas saat dia berdo’a, menandakan adiknya tidak
pernah hafal bacaan untuk berdo’a.Lalu datanglah ia
kepada adiknya untuk menasihati adiknya supaya selalu berdo’a kepada
Allah dan berupaya untuk membersihkan hatinya, ” Dik, sesungguh ketidak
mampuan kita menghapal quran, hadits dan bacaan doa. bisa jadi karena
hati kita kurang bersih.. “
Sang adik Mengangguk,
hatinya terenyuh dan merasa sangat bersyukur sekali mempunyai kakak yang
begitu menyayanginya, dan dia mengucapkan terima kasih kepada kakaknya
atas nasihat itu.Suatu saat sang adik meninggal
dunia, sang kakak merasa sedih karena sampai meninggalnya adiknya itu
tidak ada perubahan pada nasibnya sehingga dia merasa yakin kalau
adiknya itu meninggal dalam keadaan kotor hatinya sehubungan do’anya tak
pernah terkabul.Sang kakak membereskan rumah
peninggalan orang tuanya sesuai dengan amanah adiknya untuk dijadikan
sebuah mesjid. Tiba-tiba matanya tertuju pada selembar kertas yang
terlipat dalam sajadah yang biasa dipakai oleh adiknya yang berisi
tulisan do’a, diantaranya Al-fatehah, Shalawat, do’a untuk guru mereka,
do’a selamat dan ada kalimah di akhir do’anya:
“Ya, Allah. tiada sesuatupun yang luput dari pengetahuan Mu,
Ampunilah aku dan kakak ku, kabulkanlah segala do’a kakak ku,
Jadikan Kakakku selalu dalam lindungan dan cinta-Mu,
Bersihkanlah hati ku dan berikanlah kemuliaan hidup untuk kakakku didunia dan akhirat.”
Sang Kakak berlinang air mata dan haru biru memenuhi dadanya.Dia telah
salah menilai adiknya. Tak disangka ternyata adiknya tak pernah sekalipun
berdo’a untuk memenuhi nafsu duniawinya.
Kekayaan, kemiskinan,
kebaikan, keburukan dan setiap musibah yang menimpa manusia merupakan
ujian dari Allah swt. yang diberikan kepada hambanya. Itu bukan ukuran
kemuliaan atau kehinaan seseorang. Janganlah bangga karena kekayaan dan
jangalah putus asa karena kemiskinan..
Cerita ini begitu menyentuh , semoga dapat manjadikan hikmah bagi kita semua ...
Sumber :Cyber Halaqoh
Pitik cilik neng jero laci wiwit cilik kudu ati-ati (◠‿◠)
Semoga bermanfaat...!
"Allahumma haqqiqna bittaqwa wal istiqoomah...Ya ALLAH tetapkan kuatkan hidup kami dalam ketaqwaan dan istiqomah...aamiin".
Barakallah Fikum
Sekian semoga membantu.
Baca juga